Kamis, 02 Desember 2010

Kajian Teknis Pengolahan Buah / Biji Bintangur ( Calophyllum inophyllum, L ) sebagai sumber energi bahan bakar pengganti dari tumbuhan (biodiesel)

Dasar Pemikiran

I.                    Pengolahan Buah / Biji Bintangur menjadi Bahan Bakar Minyak / Biodiesel dan ethanol
ü      Teknik Pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan produk berkualitas dan memenuhi syarat / standar sesuai yang ditetapkan.
ü      Kuantitas bahan bakar minyak / biodiesel yang dihasilkan ; per 1(satu ) Kg bahan mentah / buah atau biji Bintangur dan bahan atau zat additive lainnya yang dicampurkan sehingga dapat dihitung efisiensi penggunaan minyak biodiesel dari bintangur dibandingkan bahan bakar minyak dari bahan fosil  seperti bensin atau solar.
ü      Perlu adanya penelitian-penelitian lanjutan untuk mengetahui efisiensi penggunaan minyak biodiesel dari biji bintangur dalam hal keuntungan dan kerugian menggunakan minyak biodiesel baik ditinjau dari sisi sosial ekonomi kemasyarakatan dan daya dukung lingkungan / ekologi baik secara regional maupun global

II.                  Biofisik
Ø      Pohon Bintangur merupakan salah satu jenis pohon toleran yang cocok tumbuh di Kabupaten Biak Numfor walaupun kondisi tanahnya kurang memungkinkan baik dilihat dari tingkat kesuburan dan ketersediaan unsur hara dalam tanah.
Ø      Secara kuantitatif, penyebaran pohon bintangur yang tumbuh alami maupun yang tumbuh karena sengaja ditanam dalam kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Sumber Dana DAK-DR maupun GN – RHL / Gerhan yang telah dicanangkan sejak  tahun 2003 lalu yang ada di  Kabupaten Biak Numfor  dapat diperkirakan.


Ø      Dari sisi pemanfaatannya, biji atau buah merupakan bagian dari pohon yang tidak akan habis dimanfaatkan hanya dalam satu periode saja namun secara terus-menerus akan menghasilkan buah sepanjang musim buah semenjak pohon cukup umur untuk bereproduksi hingga pohon tersebut mati atau ditebang.
Ø      Sebagai bahan baku yang mudah diperbaharui atau renewable, selain hasil kayu, biji atau buahnya, bintangur juga banyak menghasilkan getah dan zat-zat ekstraktif yang belum banyak diteliti untuk pemanfaatanya bagi manusia. Secara tradisional getah bintangur dapat menyembuhkan penyakit mata merah karena iritasi atau katarak namun belum bisa dibuktikan secara ilmiah kedokteran. Dengan menejemen yang baik, kita dapat mengelola secara efisien untuk memaksimalkan hasil produksi dari pohon bintangur seperti mengatur waktu untuk pemanfaatan buah dan getah, kemudian saat yang tepat untuk memanfaatan kayunya dikaitkan dengan umur dan kualitas kayu yang dihasilkan dan upaya silvikultur yang tepat untuk menanam kembali atau mengganti pohon-pohon yang sudah ditebang sehingga pemanfaatan pohon dan lahan dapat maksimal dan terus menerus.


III.                Sosial Ekonomi
o       Karena Bintangur merupakan jenis dominan yang ditanam maka dengan menggunakan data penanaman pohon selama 10 tahun, kita dapat memprediksi hasil minimal pendapatan / income daerah dan peningkatan pendapatan perkapita dari pengolahan dan penjualan minyak biodiesel buah bintangur di Kabupaten Biak Numfor untuk masa 30 tahun kedepan setelah pohon tersebut  berbuah secara maksimal tanpa memperhitungkan tambahan dari buah bintangur yang tumbuh alami.
o       Dengan perhitungan kasar dan sederhana kita dapat menghitung keuntungan yang akan diraup oleh daerah dari hasil penjualan biodiesel tersebut sebagai berikut ;
Diasumsikan bahwa 1 (satu) Kg  biji atau buah Bintangur dapat menghasilkan 0,20 liter biodiesel dan 0,05 liter ethil alkohol ( ethanol )
( dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai pembuatan biodiesel dari tumbuhan diperoleh kisaran nilai untuk 1 kg bahan mentah tumbuhan dapat menghasilkan 20% biodiesel dan 5 % ethanol )
1 liter bahan bakar biodisel dihargai sebesar Rp 5.000,-.
1 Liter Ethanol dihargai sebesar Rp 30.000,-
Dalam luasan 1 Ha lahan Reboisasi dengan jarak tanam 3  x 3 meter akan diperoleh jumlah tanaman pohon Bintangur sebanyak 1100 pohon.
Untuk 1 Ha lahan Hutan Rakyat dengan jarak tanam 5 x 5 meter diperoleh jumlah tanaman Bintangur sebanyak 400 pohon
Sedangkan 1 pohon dalam 1 tahun dapat menghasilkan minimal 25 Kg buah berat kering, maka keuntungan yang diperoleh Kabupaten Biak Numfor untuk 1 Ha Tanaman Bintangur adalah :

a. Tanaman Reboisasi
Biodiesel       : 0,20 x   5.000 x 25 x 1.100 = Rp. 27.500.000,-
Ethanol          : 0,05 x 30.000 x 25 x 1.100 = Rp. 41.250.000,-
            --------------------------------------------------------------------------------
            JUMLAH                                                            Rp.  68.750.000,- 
b. Tanaman Hutan Rakyat
Biodiesel       : 0,20 x   5.000 x 25 x 400 = Rp. 10.000.000,-
Ethanol          : 0,05 x 30.000 x 25 x 400 = Rp. 15.000.000,-
            --------------------------------------------------------------------------------
            JUMLAH                                                            Rp.  25.000.000,- 

Dari data monitor lapangan Jumlah Pohon Bintangur yang telah berhasil di tanam dan tumbuh di Kabupaten Biak Numfor seluas lebih kurang 450 Ha untuk lahan Reboisasi, 400 Ha Hutan Rakyat yang tersebar di seluruh Distrik yang ada di Kabupaten Biak Numfor
Maka untuk 1 tahun penghasilan minimal Kabupaten Biak Numfor dari biodiesel dan ethanol adalah sekitar Rp. 30.937.500.000,- + 10.000.000.000 =                   Rp. 40.937.500.000,-. ini adalah minimal karena belum diperhitungkan dengan tingkat kenaikan harga minyak dunia, laju inflasi sekitar 20 – 30 tahun mendatang dan hasil dari pohon bintangur yang tumbuh alami.

o       Untuk itu mulai dari sekarang perlu adanya survey pasar, penguatan pengembangan kelembagaan kelompok-kelompok tani hutan yang ada sekarang maupun yang akan terbentuk kemudian sehingga sasaran pengembangan kedepan dapat tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar